Tuesday, December 22, 2009

BEBERAPA TANDA ORANG YANG BERTAQWA


وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (١٣٥) أُوْلَـئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (١٣٦)

TERJEMAHAN:

(133) Dan bersegeralah kamu kepada ampunan daripada Tuhanmu dan kepada surga yang lebarnya selebar langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.

(134) (iaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik waktu lapang maupun waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (ihsan).

(135) Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

(136) Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.

TAFSIRAN:

Ayat (133):

Maksudnya: Bersegeralah kamu beramal yang bolih menyampaikan kamu kepada pengampunan dosa-dosamu dan kemasukan kamu ke dalam surga yang keluasannya luar biasa yang disediakan Allah untuk orang-orang yang bertaqwa.

Dalam ayat di atas Allah menyebut bahwa panjang lebar surga selebar langit dan bumi. Ini berarti panjangnya sudah pasti lebih daripada antara langit dan bumi. Ayat ini juga menunjukkan bahwa surga sudah diciptakan olih Allah sekarang, dan dia berada di luar alam ini karena dia lebih besar daripadanya. Dan tidak mungkin alam ini dapat menampungnya.

Surga yang sehebat itu, disediakan olih Allah untuk orang-orang yang bertaqwa. Siapakah mereka? Di bawah ini Allah menyenaraikan beberapa sifat orang-orang yang bertaqwa:

1. Orang-orang menafkahkan (hartanya) samada pada waktu senang ataupun waktu senang. Allah SWT menjadikan sifat suka memberi nafkah sebagai sifat utama orang yang bertaqwa karena harta adalah sesuatu yang sangat dicintai olih manusia. Firman Allah (maksudnya):

"Dan sesungguhnya dia (manusia) sangat cinta kepada harta". (al-‘Adiyat 8), dalam jihad; harta disebut dahulu daripada diri, dan tentang fitnah; harta disebut mendahului anak-anak dan sebagainya.

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (at-Thalaq 7).

Sabda Rasul (sallallahu alayhi wasalam): Hidarkan dirimu dari neraka walaupun dengan secebis korma, dan berikan pengemis walaupun dengan kerak nasimu.

2. Orang yang dapat menahan amarahnya.

Mereka adalah orang-orang yang dapat mengawal emosi jika sedang marah. Mereka tidak memperturutkan perasaan marah sehingga mengambil tindakan terhadap orang yang menyebabkan kemarahan ataupun membalas dendam, walaupun sebenarnya mereka mampu berbuat demikian. Mereka inilah sebenarnya orang-orang yang kuat, sabda Rasul (sallallahu alayhi wasalam):

Maksudnya: Bukanlah orang yang gagah itu orang yang kuat bergulat, tetapi dia adalah orang yang sanggup mengawal perasaannya ketika dia sedang marah. (HR Imam Ahmad).

3. Orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain. Sangat sedikit orang yang bolih mencapai derjat ini. Derjat ini lebih tinggi daripada sekedar menahan perasaan daripada marah. Sebab terkadang-kadang orang dapat menahan perasaan marah tetapi kemudian muncul sifat hasad, dengki dan dendam. Ini berbeda dengan sifat pemaaf. Olih sebab itu sifat ini sangat istimewa ganjarannya, sebagaimana sabda Nabi:

Maksudnya: Barangsiapa yang ingin agar dirinya dimuliakan, dan derjatnya ditinggikan, maka hendaklah dia memaafkan orang yang menganiayanya, dan memberi kepada orang yang tidak suka memberinya, dan menghubungi sillaturrahmi dengan orang yang memutuskannya. (HR Al-Hakim dari Ubay Bin Ka’aab).

4. Orang yang berbuat Ihsan.

Berbuat ihsan (kebaikan) kepada orang lain ada beberapa bentuk, antaranya:

a. Memberi manfaat kepada orang lain. Dan inilah yang dimaksudkan olih ayat (mereka menafkahkan harta mereka samada waktu lapang atau sempit). Dan termasuk juga dalam hal ini: menafkahkan ilmu dengan mengajar orang-orang yang jahil dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang sesat, dan juga termasuk menafkahkan harta kepada jalan kebaikan dan ibadat. Sabda Nabi:

Maksudnya: Orang yang pemurah adalah dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh daripada neraka. Sedangkan orang yang bakhil adalah jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.

b. Menjauhkan keburukan daripada orang lain. Samada di dunia ataupun di akhirat. Di dunia seperti tidak membalas keburukan dengan keburukan. Ini antara lain yang dimaksudkan (Dan mereka menahan amarah ketika sedang marah). Dan Nabi bersabda:

Maksudnya: Barangsiapa yang dapat menahan amarahnya sedangkan dia mampu melampiaskan kemarahannya, niscaya Allah akan penuhkan jiwanya dengan ketenteraman dan keimanan.

Adapun di akhirat, seperti memaafkan kesalahan orang lain, dan inilah maksud ayat (dan mereka memaafkan kesalahn orang lain).

Jadi ayat di atas mencakupi kedua-dua jenis ihsan tersebut.

5. Orang yang melakukan dosa, apakah melibatkan orang lain seperti mengumpat ataupun terbatas pada dirinya sendiri seperti minum arak, kemudia dia ingat janji dan ancaman serta keagungan Allah. Lalu diapun memohon keampunan dan rahmatNya. Dia sungguh yakin bahwa tidak ada kuasa yang dapat memberi ampunan kecuali hanya Allah. Allah bolih berbuat apa yang Dia kehendaki sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaanNya.

(Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?) – Ayat ini disebut ditengah-tengah, sebagai membenarkan perbuatan orang-orang yang bertobat itu, dan menghibur hati mereka, serta sebagai suatu berita gembira bagi mereka tentang betapa luasnya rahmat Allah dan keampunanNya. Orang-orang yang bertobat mestilah tahu bahwa mereka tidak ada tempat untuk mengadu kecuali kepada Allah Yang Maha Mulia. Dan diantara bukti kemuliaan Allah ialah bahwa orang-orang yang bertobat disisiNya adalah seperti orang yang tidak berdosa. Sebagaimana juga faedah ayat ini ialah untuk mendorong orang yang bersalah supaya segera bertobat, dan mengingatkan mereka supaya jangan berputus asa.

(Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui)

Sabda Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam):

لا كبيرة مع الاستغفار ولا صغيرة مع الإصرار

"Tiada dosa besar bersama istighfar, dan tiada dosa kecil bersama ishraar (berterusan melakukan dosa)".

Maksud Nabi: Barangsiapa yang berterusan melakukan dosa kecil maka dosanya itu bukan kecil lagi di sisi Allah tetapi berobah menjadi dosa-dosa besar.

(Sedangkan mereka mengetahui) – maksudnya mereka mengetahui akan keburukan perbuatan itu, dan dia dilarang, dan Allah memberi ancaman ke atas orang yang melakukannya.

Dan faedah ayat ini disebut di sini seolah-olah ingin menyatakan bahwa jika seseorang tidak tahu tentang keburukan perbuatan yang dilakukannya maka dia dimaafkan.

Ayat di atas juga mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bertaqwa tidak akan meneruskan perbuatan dosa, besar ataupun kecil, ini disebabkan karena ingat mereka kepada Allah akan menghalang mereka daripada berkekalan dalam dosa.

Orang-orang yang memiliki sifat-sifat di atas akan aman daripada siksaan Allah, dan bagi mereka tersedia ganjaran yang besar iaitu surga.

Sungguh beruntung mereka yang beramal, apakah amal badan seperti menafkahkan harta ataupun amal jiwa seperti ihsan.

No comments:

Post a Comment