Tuesday, December 22, 2009

BERDA'WAH KEPADA KAUM KERABAT



Surah Al Syu’araa: 213 - 220

فَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ (213) وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ (214) وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (215) فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (216) وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (217) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (218) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ(219) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (220)

Terjemahan:

Maka janganlah kamu menyeru yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab.

Dan berilah peringatan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat,

Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, iaitu orang-orang yang beriman.

Dan jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu kerjakan".

Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk solat),

Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud.

Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.



TAFSIRAN:

Dalam ayat diatas Allah SWT menyuruh Nabi-Nya dengan empat perintah dan larangan, iaitu:

(213) Maka janganlah kamu menyeru tuhan yang lain disamping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab.

Maksudnya: Ikhlaskanlah ibadahmu semata mata kepada Allah, janganlah Dia dipersekutukan dengan apapun juga. Barangsiapa yang mempersekutukan-Nya dengan sesuatu maka ia telah berbuat maksiat. Dan sesiapa yang berbuat maksiat maka ia berhak mendapat azab.

Didalam ayat diatas Allah menyuruh rasul-Nya agar mengutamakan keikhlasan dan menjelaskan betapa buruknya keshirikan. Allah telah melarang perbuatan shirik kepada orang yang tidak mungkin berbuat demikian yakni rasul-Nya, ini bermakna larangan-Nya kepada kita yang bukan bertaraf rasul-Nya adalah lebih keras dan lebih utama.

Setelah Allah memulai perintah-Nya agar rasul jangan menyeru selain Dia, lalu Allah menyuruh rasul-Nya supaya berdakwah (mengajak) keluarga dekatnya. Ini kerana jika seseorang memperbetulkan dirinya terlebih dahulu, kemudian diperbetulkannya pula keluarga dekatnya, maka kata katanya akan lebih didengar oleh orang lain dan lebih berkesan.

(214) Dan berilah peringatan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat,

Maksudnya: Pertakutkanlah kerabat dekatmu akan azab Allah dan betapa pedih siksaan-Nya kepada orang-orang yang ingkar (kufur) dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim dan lain lain daripada Abi Hurairah RA bahawa ketika ayat ini diturunkan, Rasul SAW memanggil orang-orang Quraisy, umum dan khusus, lalu baginda bersabda:

" Wahai Quraisy sekalian, hendaklah kamu selamatkan diri kamu masing-masing daripada azab neraka, sesungguhnya aku tidak dapat membantu kamu, samada melindungi kamu daripada malapetaka ataupun memberi kamu manfaat. Kemudian Nabi SAW mengulangi kandungan ucapannya ini kepada masing-masingkabilah iaitu Bani Ka'b Bin Luay, Bani Qushai, Bani Abdi Manaf, Bani Abdil Muttalib, Ya Fatimah..."

Dalam hadis dan ayat diatas menunjukkan bahawa:

" Dekat pada keturunan tidak berguna jika jauh pada sebab ".

Ertinya: Walau bagaimanapun dekat hubungan kekerabatan seseorang dengan orang yang taat kepada Allah, namun hubungan kekeluargaan itu tidak akan boleh menolongnya untuk terhindar dari azab Allah jika ia sendiri tidak berusaha untuk melalui sebab sebab yang membolehkan ia terhindar daripada azab tersebut.

Allah swt menyebut di dalam Al Quran bahawa di antara sebab yang wajib di ambil dan dimiliki oleh seseorang di dunia ini agar boleh terhindar dari siksaan Allah adalah seperti tercantum di dalam firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (11)

Hai orang orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.

(Al Saff / 61: 10-11)

Di dalam ayat di atas Allah menegaskan bahawa di antara sebab utama yang mesti diambil oleh setiap mukmin ialah:

Memiliki iman yang betul terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Berjihad di jalan Allah yakni melakukan amal saleh, apakah dengan mengorbankan harta ataupun jiwa untuk membela kebenaran yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Selain itu, ayat dan hadis diatas juga menunjukkan bahawa kewajiban berdakwah kepada kaum kerabat bukan hanya terbatas pada kerabat yang Muslim saja, malahan termasuk juga yang non-Muslim.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

Allah berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu daripada neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.

(At Tahrim: 6)

Rasul SAW bersabda:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ لَمْ يُؤْمِنْ بِى إِلاَّ دَخَلَ النَّـارَ.

Demi diriku ditangan-Nya, tidak mendengar seorangpun dari umat ini akan ajaranku, samada Yahudi atau Nasrani, lalu dia tidak beriman kepadaku maka dia masuk neraka.

(Hadis Sahih Riwayat Muslim).

Setelah Allah menyuruh memberi peringatan kepada kaumnya yang ingkar maka Allah menyuruh pula Nabi-Nya agar berlemah lembut dengan orang-orang yang beriman.

(215) Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, iaitu orang-orang yang beriman.

Maksudnya: Berlemah lebutlah kamu dan bertolak ansurlah kamu terhadap orang-orang yang mengikuti ajaranmu dari kalangan orang-orang yang beriman. Kerana sifat dan sikap demikian adalah lebih tepat bagi kamu dan lebih memikat hati mereka sehingga mereka sanggup menolongmu dan ikhlas berjuang bersamamu.

(216) Sekiranya mereka mendurhakai kamu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan ".

Maksudnya: Jika orang yang engkau beri peringatan itu samada mereka daripada kaum kerabatmu ataupun orang lain ternyata mereka durhaka terhadapmu, maka kedurhakaan mereka itu sama sekali tidak memudaratkan kamu. Sesungguhnya engkau telah melaksanakan apa yang telah Aku perintahkan, engkau tidak akan menanggung dosa apa yang mereka lakukan. Malahan engkau katakan saja kepada mereka: Aku berlepas diri dari kamu dan aku tidak akan bertanggung jawab diatas kedurhakaan dan kesyirikanmu itu! Sesungguhnya kamu akan menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kamu itu pada hari yang tidak lagi berguna harta dan anak kecuali orang yang menemui Allah dengan hati yang sejahtera.

Ini sebagaimana firman Allah di dalam Al Quran:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)

(Iaitu) di hari harta dan anak anak tidak berguna kecuali orang orang yang menghadap Allah dengan hati yang sejahtera.

(Al Shu’araa’ / 26: 88 – 89)

(217) Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang;

(218) Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk solat);

(219) Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud.

Maksudnya: Serahkanlah segala urusanmu kepada Yang Maha Perkasa (Berkuasa) agar menolak kemudaratan yang bakal menimpamu, YanG Maha Perkasa (Berkuasa) membalasi musuhmu yang berniat jahat terhadapmu. Dia Maha Penyayang kepadamu, Dia akan menolongmu dengan melimpahkan rahmat-Nya kepadamu, Dia melihatmu ketika kamu mendirikan solat dan Dia melihat segala orang-orang yang sedang solat.

Solat diungkapkan oleh Allah disini dengan " sujud " kerana tempat yang paling dekat antara Allah dengan manusia ialah ketika mereka sedang sujud.

(220) Sesungguhnva Dia (Allah) Maha Mendenqar lagi Maha Mengetahui.

Allah Maha Mendengar segala perkataan hamba hamba-Nya dan Maha Mengetahui segala gerak gerik mereka dan tidak sedikitpun ada yang terselindung daripada pengetahuan-Nya. Dengan kata lain: Hanya Dia yang dapat memberi manfaat dan menolak segala bencana. Oleh itu hanya kepada-Nya sajalah kita sepatutnya berserah diri (bertawakkal).

Kesimpulan:

(l) Kesungguhan para rasul dalam mendakwahi keluarga mereka dan kaumnya tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian ada diantara mereka yang mendapat tantangan hebat dari keluarga mereka sendiri seperti Ibrahim dengan ayahnya, Nuh denqan anaknya, Nabi SAW dengan paman paman beliau.

(2) Dalam banyak aspek keluarga mestilah diutamakaan dari yang lain seperti dalam hal sadakah, pendidikan, layanan, bantuan dan lain lain.

وَءَاتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ

Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak anak yatim, orang orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang orang yang meminta minta dan (memerdekakan) hamba sahaya. (Al Baqarah / 2: 177)

(3) Sebagai seorang juru dakwah (da'i) kita sangat perlu memberi perhatian dan tumpuan kepada keluarga terlebih dahulu kerana beberapa sebab:

Mereka adalah pendukung utama atau paling kurang sebagai sumber motivasi (motivator) ketika kita lesu menjalankan tugas dakwah

Mereka boleh berperanan sebaliknya iaitu ujian (mihnah) atau batu penghalang jika tidak dididik dan dibimbing.

Keadaan keluarga juga dapat mempengaruhi kewibawaan (kredibiliti) juru dakwah dimata umum dan keberkesanan dakwahnya.

No comments:

Post a Comment